Bupati Bandung Kang DS: Ki Pinter Bedas Jaga Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok
BERITASUARA.COM - Inflasi di Kabupaten Bandung mengalami penurunan di angka 2,24 persen, di mana sebelumnya berada di angka 3,04 persen.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menilai, angka inflasi ini harus terus dipertahankan agar perekonomian masyarakat menjadi lebih baik.
Oleh karena itu, Pemkab Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kabupaten Bandung melakukan sejumlah terobosan dan inovasi.
Salah satu inovasi tersebut yakni program Kios Pengendalian Inflasi Terintegrasi di Kabupaten Bandung Bedas (Ki Pinter Bedas).
Program Ki Pinter Bedas diresmikan langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna yang didampingi Kepala Disperdagin Kabupaten Bandung Dicky Anugrah dan sejumlah pihak lainnya di Pasar Sehat Soreang, Kecamatan Soreang, Kamis, 4 Juli 2024.
Ki Pinter Bedas merupakan hasil kolaborasi antara Disperdagin Kabupaten Bandung dengan PT Bangunbina Persada, Bulog, Bank Indonesia, Bank BJB, dan Indag Jawa Barat.
Kang DS, sapaan akrabnya Dadang Supriatna, mengungkapkan bahwa angka inflasi Kabupaten Bandung terus menurun.
"Pasca Pemilu 2024 lalu, inflasi Kabupaten Bandung berada pada angka 4,5 persen. Pada bulan Juni 2024, di angka 3,04 persen. Hasil pemantauan bulan Juli 2024, Alhamdulillah turun menjadi di angka 2,24 persen," ucap Kang DS dalam keterangannya.
Ia menyebut, banyak faktor yang mempengaruhi inflasi di Kabupaten Bandung, termasuk terhambatnya sektor perindustrian dan kurangnya pasokan komoditas.
"Kemarin pasca Pemilu, kita memang salah satu sektor perindustrian masih lambat. Dan juga bulan Mei dan Juni 2024 lalu, ada tiga komoditas yang kurang yaitu bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng atau minyak curah," akunya.
Kang DS lantas meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, serta OPD lainnya untuk menggerakkan semua potensi dan kekuatan yang dimiliki.
"Alhamdulillah pada hari ini, inflasi Kabupaten Bandung stabil lagi 2,24 persen," ujarnya.
Ia mengingatkan, penurunan inflasi ini bukan hasil kerja sendiri, namun hasil kerja dan kolaborasi semua pihak, salah satunya para pedagang Pasar Sehat Soreang yang sudah membantu pemerintah menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau.
"Mudah-mudahan kita selalu bisa menjaga, dan kita menghaturkan terima kasih kepada para pedagang Pasar Sehat Soreang dan sekitarnya yang sudah bisa bekerjasama dengan kami dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung sehingga HET (harga eceran tertinggi) bisa terkendali," katanya.
"Alhamdulillah, saya mendapatkan kabar dari Menteri Pertanian pun bahwa harga gabah ada peningkatan, sehingga pasar sudah mulai stabil. Dan termasuk sudah ada harga HET yang sudah ditentukan oleh pemerintah," sambung Kang DS.
Walau ada beberapa komoditi yang masih fluktuatif hingga saat ini, namun ia tidak merasa khawatir karena Kabupaten Bandung mempunyai para petani yang andal dan juga lahan pertanian yang cukup luas.
"Maka hal ini salah satu motivasi bagi para petani untuk terus bisa melakukan pertaniannya. Ada intervensi anggaran dari pemerintah setiap tahunnya, yaitu memberikan subsidi atau hibah. Ini salah satu kolaborasi yang sangat luar biasa," jelasnya.
Terkini, Kabupaten Bandung memiliki Ki Pinter Bedas yang berfungsi untuk mengendalikan inflasi sehingga harga kebutuhan pokok dapat terus terjaga.
"Program Ki Pinter Bedas ini merupakan bagian dari langkah-langkah ikhtiar kita untuk terus melakukan inovasi-inovasi, sehingga kondisi harga HET di Kabupaten Bandung ini benar-benar bisa terkendali," ujar Kang DS.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu memastikan akan terus mengawal berbagai program terkait pengendalian inflasi.
"Insyaa Allah kita akan melanjutkan program-program ini, sehingga inflasi di Kabupaten Bandung betul-betul stabil," imbuh Kang DS.***