SMPN 3 Pangalengan:  Sekolah Ambruk,  Tapi Semangat Tak Pernah Padam

SMPN 3 Pangalengan:  Sekolah Ambruk,  Tapi Semangat Tak Pernah Padam

Smallest Font
Largest Font



Gempa bumi yang mengguncang Pangalengan Kabupaten Bandung pada tanggal 30 April 2024 pukul 10:00 WIB malam, memang sempat membuat warga panik.  Namun, di tengah kerusakan yang terjadi, semangat para siswa SMPN 3 Pangalengan tak pernah padam.  Meskipun tiga ruang kelas mereka rusak: dua rusak parah dan satu ambruk total,  mereka tetap bersemangat belajar di tenda darurat.

"Rasanya seperti belajar di alam terbuka," ujar Wakasek Sarana, Helma Hidayat, dengan nada semangat. di SMPN 3 Pangalengan Kabupaten Bandung (3/09/2024).  "Panas, berdebu, dan tidak nyaman memang, tapi kita tetap semangat!  Siswa-siswa kita luar biasa, mereka tetap fokus belajar."

Bayangkan, belajar di tengah terik matahari, debu beterbangan, dan atap tenda yang tipis.  Tapi, para siswa SMPN 3 Pangalengan justru menjadikan ini sebagai pengalaman unik.  Mereka belajar untuk beradaptasi,  menghargai alam, dan  menemukan cara baru untuk belajar.

Ruang kelas yang ambruk sebelumnya digunakan sebagai laboratorium, namun sebelum kejadian, digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Sementara dua ruang kelas yang rusak parah dibangun pada tahun 2017-2018.

"Sekitar dua kelas yang rusak itu semuanya sekarang belajar di tenda, karena kita tidak bisa memakai ruang kelas tersebut. Atapnya rusak parah dan yang satunya sudah miring mau roboh," tambah Helma.

"Tapi,  kita tetap semangat!"  lanjut Helma.  "Kita  berusaha  menjadikan  tenda  ini  sebagai  ruang  belajar  yang  nyaman.  Kita  hiasi  tenda  dengan  gambar-gambar  yang  menginspirasi,  dan  kita  juga  mencari  cara  baru  untuk  belajar  di  tengah  kondisi  ini."

Lebih miris lagi, di pinggir lapangan sekolah, terdapat tiang listrik yang sudah mau roboh. "Takutnya menimpa bangunan sekolah," ujar Helma. "Sudah ada tiang pengganti, tapi belum dipasang.  Ini sangat mengkhawatirkan."

Pihak sekolah telah memohon bantuan kepada pemerintah untuk memperbaiki kerusakan.  Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung telah melakukan survei ke lokasi dan meminta pihak sekolah untuk mengajukan proposal.  "Kami juga sudah mengajukan terkait proposal tersebut. Dan kami ingin segera secepatnya agar segera ada respon," ungkap Helma.

Wakasek sarana mengharapkan ingin segera ada perbaikan untuk ruang kelas yang roboh dan ruksak tersebut karena siswa sudah berbulan bulan belajar di tenda dan ia tidak tega kepada para siswa SMPN 3 pangalengan kalau terus terusan belajar ditenda. Ungkapnya helma

Kisah SMPN 3 Pangalengan ini menunjukkan bahwa semangat belajar tidak pernah padam, bahkan di tengah kesulitan.  Mereka membuktikan bahwa  keberhasilan  tidak  selalu  tergantung  pada  kondisi  fisik  sekolah,  tetapi  juga  pada  semangat  dan  keuletan  para  siswanya.

Mari kita bersama-sama mendukung SMPN 3 Pangalengan dan  menghargai  semangat  para  siswanya  yang  tetap  bersemangat  menuntut  ilmu  di  tengah  kondisi  yang  tidak  ideal.***

Editors Team
Daisy Floren

Pemerintahan