Pemkab Bandung Gelar Rakor Gagah Bencana Bersama Petugas Lini Lapangan Bangga Kencana, Ini Tujuannya 

Pemkab Bandung Gelar Rakor Gagah Bencana Bersama Petugas Lini Lapangan Bangga Kencana, Ini Tujuannya 

Smallest Font
Largest Font

BERITASUARA.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui  
Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) melaksanakan rapat koordinasi (rakor) gagah bencana.

Kegiatan ini digelar bersama petugas langsung oleh lini lapangan bangga kencana di Gedung Dewi Sartika, Komplek Pemkab Bandung, Soreang, Selasa, 30 April 2024.

Dalam hal ini, Pemkab Bandung pun terus memberikan edukasi kepada masyarakat dalam upaya melakukan pencegahan stunting dengan tema,  "Cegah stunting, itu penting".

Pencegahan dan penanganan stunting harus ada kolaborasi berbagai pihak dan tak boleh ada ego sektoral. Untuk itu, Pemkab Bandung terus melakukan pemberdayaan perempuan mulai dari hulu ke hilir untuk membentuk anak-anak berkarakter dan berakhlak mulia. 

Pada pelaksanaan rapat koordinasi itu, turut dihadiri Bupati Bandung Dadang Supriatna, Ketua TP PKK Kabupaten Bandung sekaligus Bunda Bedas Emma Dety Dadang Supriatna, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung M. Haerun, dan sekitar 200 kader dari 31 kecamatan dan sejumlah desa di Kabupaten Bandung.

Dadang Supriatna mengungkapkan bagaimana membuat manajemen keluarga yang baik. Selain itu pengendalian penduduk di Kabupaten Bandung yang setiap tahunnya populasinya mengalami kenaikan mencapai 1,8 persen dan saat ini mencapai 3,7 juta jiwa penduduk Kabupaten Bandung.

"Setiap tahunnya penduduk di Kabupaten Bandung cenderung terus meningkat. Sehingga Dinas (DP2KBP3A) bisa mengendalikan penduduk yang notabene penduduk terus bertambah, tapi jangan diabaikan kesejahteraan masyarakatnya," kata Dadang dalam keterangannya.

Dalam hal ini, Kang DS sapaan akrabnya Dadang Supriatna mengapresiasi kepada DP2KBP3A Kabupaten Bandung karena telah berhasil menekan keluarga berencana. 

Dimana sebelumnya, kata Kang DS, populasi penduduk di Kabupaten Bandung tinggi, sekarang ini relatif stabil.

"Paling penting adalah pemberdayaan perempuan," tegas Kang DS.

Kang DS menyebutkan, melihat saat ini para pekerja tenaga kasar kebanyakan dari perempuan. Mengingat, perempuan cenderung mengikuti arahan dari pihak  perusahaan dibandingkan laki-laki. 

"Di pabrik kebanyakan pekerjanya perempuan, saya tanya ke personalia di sejumlah pabrik, pegawai perempuan itu lebih kreatif, rajin," ujarnya.

Menurut Kang DS, bahwa di lapangan, saat ini banyak perempuan jadi kepala rumah tangga dan ibu rumah tangga, dan hal itu harus dihadapi.

Terkait hal ini, pihaknya pun berusaha untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya dalam perlindungan anak-anak dari kekerasan dalam rumah tangga. 

Selain itu, lanjut Kang DS, langkah penting ini dilakukan guna melindungi terjadinya tindak pidana atau kriminalitas di dalam rumah tangga.

"Inilah pentingnya ada pengendalian penduduk melalui keluarga berencana, dan juga masalah perempuan. Inilah pentingnya ada pemberdayaan perempuan, mulai dari hulu ke hilir untuk membentuk anak-anak berkarakter dan berakhlak mulia," imbuhnya.

Dalam menentukan anak-anak berkarakter dan berakhlak mulia itu, kata kang DS, di antaranya melalui pendidikan agama. 

Dijelaskan Kang DS, persiapan menghadapi Indonesia Emas 2045, yaitu ada lima poin yang harus menjadi perhatian semua pihak. Pertama, peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang profesional dan paham IT (Informasi dan Teknologi). 

Kedua, lanjut Kang DS, yaitu big data, ketiga riset and development, keempat institusi yang kuat, dan kelima mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.

Ia pun kembali menegaskan, bahwa berkaitan kelima poin itu, sudah disampaikan dalam pelaksanaan Rembug Bedas, Bunga Desa dan Jumat Keliling. 

Kang DS menyebutkan, sudah melaksanakan Rembug Bedas di 111 desa, kemudian 25 Bunga Desa (kecamatan) dan 94 Jumat keliling.

Terkait menyikapi persoalan stunting, ia pun turut memberikan support dan dukungan kepada para kader yang ada di Kabupaten Bandung.

"Penanganan stunting harus ada kolaborasi berbagai pihak dan tak boleh ada ego sektoral," ungkapnya.

Dikatakan Kang DS, pencegahan stunting itu diawali dari pembinaan terhadap ibu  hamil, kemudian ibu hamil itu melahirkan.

"Ibu hamil hingga melahirkan bayinya itu perlu diurus pola makannya, dari mulai hulu ke hilir. Maka kita harus fokus, bagaimana supaya program ini benar-benar dapat mengurangi angka stunting atau zero stunting di Kabupaten Bandung," harapnya.

Lebih jauh Kang DS juga berharap dalam pencegahan stunting itu, bisa dilaksanakan mulai dari awal pernikahan. 

"Untuk itu, para kader yang ada di Pos KB maupun Sub KB dan para kader lainnya untuk kompak, dengan kekompakan itu institusi bakal kuat," imbuhnya.***

Editors Team
Daisy Floren

Pemerintahan